Minggu, 12 Desember 2010

Hari ini terasa Kosong, 612!

Hari ini terasa Kosong, 612!


Today was a fairytale

Hahaha

Aku mendapati adanya hati dan pikiran yang melayang hari ini

Entah bagaimana ceritanya hari ini aku melakukan trip kecil yang didorong begitu saja oleh hati dan alunan kaki yang kurang sinkron dengan pikiranku.

Pagi-pagi dikala semua orang masi menginginkan tidur dibawah selimutnya yang tebal, aku beranjak bangun untuk sarapan lalu mandi.

Aku berangkat pagi2 menuju kuningan untuk menemui seorang klien yang akan membeli tiket Markplus yang kiranya tak bisa aku datangi. Seperti biasa, aku datang lebih awal jika lawan bicaraku orang yang lebih tua dariku dengan harapan menjaga image dan etika, serta dalam proses negosiasi adalah untuk mendapakan kemenangan awal. Hehehe

Aku terapkan teori itu, dan benar, 1 jam kemudian orang yang mengundangku untuk datang baru datang, aku sedikit sebal, namun it`s ok, dia yang kalah.

Sesungguhnya aku bellum begitu mengenal siapa orang yang mengundangku datang kesana, sejauh yang aku tahu, dia adalah orang yang bekerja di perusahaan asuransi yang kutemui di hall pacific place saat aku akan menghadiri acara Jakarta Fashion week tempo hari. Well! Aku mengikuti hantarannya untuk naik ke lantai 20, tempat seminar katanya. Kami mulai berbincang-bincang ringan, dan sesampainya di lantai 20, aku seakan tahu apa yang diarahkan olehnya. Dia adalah seorang pencari jaringan asuransi. Haha… layaknya MLM, namun ini tak ada multilevel katanya. Apa yang dikatakannya makin tak kuhiraukan karena maksud kedatanganku kesana adalah bukan untuk memenuhi maksud tersembunyi yang dia tujukan padaku, namun aku yang akan menawarkan tiketku ke dia. Aku selalu tekankan bahwa aku tak punya banyak waktu hari itu. aku hanya memiliki waktu 30 menit untuk membicarakan topikku, bukan topiknya. Namun dia bersikukuh mengarahkanku ke seminar ‘meraih impian’ itu dengan berbagai alasan. Tegas aku menolaknya dan dengan halus aku menawarkan solusi menenai teknis pembelian tiketku jika berminat agar aku dapat segera keluar dari tempat memuakkan itu. Bukan apa-apa, sebenarnya pekerjaan mereka positif, hanya saja tidak seirama dengan prinsipku. Dan ketika ada yang memaksakan sesuatu bertentangan dengan prinsipku untuk kujalani, kemarahan yang kudapatkan. “Aku adalah pemimpi, dan aku punya cara sendiri untuk meraihnya, jadi please jangan masukkan aku dalam jarring-jaring uangmu” itu yang aku katakana dalam hatiku saat itu.

Dengan sedikit memaksa dan tidak mengurangi rasa hormat, aku seolah menegaskan bahwa aku kesana bukan untuk mengikuti caranya, namun dia yang harusnya mengikuti caraku, jikalau dia menginginkan aku menuruti keinginannya, maaf! Aku takkan respect lagi padanya. Aku pulang dengan ketegasanku, dan aku kini tahu bahwa orang itu bukanlah orang yang berawal dari profesionalisme. Sungguh menyedihkan! Namun terimakasih telah memberikanku pelajaran, hehe

Aku bergegas ke kampus, karena memang hari ini aku ada kelas asistensi Akuntansi biaya yang telah lama aku tinggalkan karena padatnya kegiatanku di kampus. aku paksakan semangat hari itu tetap mengelora dan kujaga pikiranku tetap positif. Aku masuk kelas, dan belajar.

Siang telah tiba, aku pun lapar. Kulangkahkan kaki ke warteg belakang kampus, warteg PMI kumenyebutnya. Aku makan tanpa suara, sampai ibu-ibu pemilik warteg berkomentar ‘mb ema makannya anteng banget yak! hehe’. Aku hanya mengangguk dan mengiyakan omongan ibu. Aku pasang headset ditengah-tengah proses makanku, dan kunyalakan play listku. Rasanya ada hal yang sama kurasakan hari ini. aku ingin menenangkan diri lagi. Aku ingin kesuatu tempat yang bisa membawaku melayang kedalam pikiran bawah sadarku, menenangkanku, menyemangatiku, memberiku banyak hikmah. List tempat-tempat yang rekomen untuk kudatangi terpampang di otakku, dan entah mengapa setelah selesai makan, aku beranjak dan tak mendatangi satupun tempat yang terdaftar di otakku sebelumnya. Kau tahu aku kemana? Aku naik 612 dan mengikuti alur kemana 612 pergi. Aku menyusuri jalur 612 sendirian, duduk dibangku paling depan dekat sopir dan mulailah pikiran ini berimaginasi. Entah apa yang aku pikirkan, abstrak!

Sebenarnya banyak yang aku pikirkan selama perjalanan, namun semuanya abstraksi. Sulit untukku menelaskannya melalui tulisan ini. yang jelas, aku percaya bahwa temuan-temuan baru dalam petualangan adalah salah satu caraku menghilangkan kejenuhanku. Awal perjalanan tak begitu kuingat karena aku sedikit mengantuk. Hingga dipool terakhir 612, aku sok sok bertanya ‘ini nanti busnya putar balik kan ya?’ pak sopir menjawab, ‘iya, tapi lama mbak, ngetem dulu. Mbaknya mau kemana?’ aku menjawab, ‘kebablasan pak, ketiduran tadi. Seharusnya turun mampang. Hehe’ bapak yang baik menjawab, ‘ ealah, ikut bus depan aja mbak, biar cepet..’ aku mnanggapi, ‘ooiyaya.. (sambil beranjak turun). Makasi ya pakkkkk’

Setelah aku turun dari bus, tepat di samping kananku adalah tempat wisata ragunan. Tak berpikir panjang, badan ini mengikuti langkah kaki kearah sana. Aku masuk dan iseng mendatangi bapak-bapak paruh baya penjual buah. Ada bengkoang. Seketika kubeli. tak berpikir panjang, hanya ‘biarlah bapak itu mendapati penghasillan hari ini..’ hehehe. aku berjalan menelusuri jalan menuju bus terdepan deretan 612, aku naik. Dan kosong! Belum ada satu penumpang pun, namun perasaanku biasa saja, tak ada rasa takut, tidak seperti biasanya, hehe. Aku malah mengobrol dengan bapak sopir dan keneknya. Kami melakukan obrolan ringan seperti;

Aku :‘masi lama ya pak ngetemnya?’

Pak kenek :‘nunggu bus yang lain dating dulu mbak. Gentian gitu sistemnya. Sendirian mbak dari ragunan?’

Aku :’iya pak, kebablasan aja tadi, bukan dari ragunan, hehe’

Pak kenek :’ooo…emang sopir yang diblakang itu (sambil menunjuk kearah sopir metro yang kutumpangi sebelumnya) ngendaraiinya pelan, sampek ngantuk mbaknya.’

Aku :’hehe, iya pak. Sopir 612 kan emang enak-enak ngendaraiinya (gan kenceng).’

Pak sopir :’gag juga si mbak, ya ada yang ugal-ugalan, tapi emang yang diblakang itu pelan ngendaraiinya. Eh, itu apaan mbak?’

Aku :’oh, bengkoang pak.’

Pak kenek :’beli disitu ya? (menunjuk tukang penjual buah dideket pool bus)’

Aku :’iya (padahal aku beli di ragunan, hehe) pak’

Pak kenek :’brapa mbak? 5rb?’

Aku :’saya beli 3 bendel pak. 10rb’

Pak kenek : (manggut-manggut)

Aku :’emang biasanya brapa pak?’

Pak kenek :’ya segitu. Kalo minggu mahal mbak, satu bisa 5rb.’

Aku :’Oooo…’

Tiba-tiba bus 612 lainnya datang, dan saatnya bus yang kutumpangi untuk memberangkatkan diri. Pak kenek dan pak sopir bersiap dan aku pun pindah posisi ke bangku paling depan, tempat favoritku.

Perjalanan dimulai. Dengan masa bodoh aku menyanyi2 sesuai alunan playlistku. Nannananana……

Lagu kosong-ten2five pun mengalun, seirama dengan hati dan pikiranku..

‘Hari ini terasa kosongggggg, hari ini terasaaa kosonggggggg……’


just ilustrated picture


Banyak hal yang kutemukan. Yang membuat aku tersenyum adalah ketika pak sopir menghentikan lajunya dan mempersilahkan pasangan kakek nenek menyebrang jalan. jarang-jarang ada metro yang melakukan hal itu. Aku berpikir apakah pak sopir itu merefleksikan bahwa apa yang dia lakukan sebenarnya adalah untuk ibu dan bapaknya sendiri. Ahh..aku tak tahu, yang jelas, pak sopir itu orang yang baik. Hehe

Sepanjang perjalanan, aku melihat berbagai ekspresi, berbagai tingkah laku, berbagai aura. Dan hatiku masih kosong. Ketika nyaris sampai di mampang prapatan, macet melanda seperti biasa. Aku memutuskan untuk turun dan mampir ke KFC Basmar. Makanlah aku disana. Kupesan burger dan shooter goceng. Kubawa makananku ke tempat paling pojok dan terisolir dari keramaian. Ku makan dengan sedikit bergumam nyanyian di playlistku. Mungkin ada beberapa orang yang melihatku aneh, tapi Bodo`! ini hidup, hidup gue. Terserah gue mau ngapain! Batinku menggumam hehe.

Aku habiskan hingga tetes terakhir, dan kuputuskan untuk segera pulang, takut cuaca yang tadinya gerimis menjadi hujan lebat. Aku jalan telusuri mampang prapatan dan kutemukan penjual buah yang perhatian padaku, ‘neng, kalo jalan rada kepinggir, nanti kesrempet!’ abang yang baik, namun aku tak begitu menghiraukannya, namun aku menghiraukan nasihatnya.

Titik itu menyadarkanku bahwa masih banyak orang baik dibumi ini, teruntuk padaku juga. Hatiku tersenyum. Perjalanan hampir berakhir, aku menemukan tukang penjual majalah. Aku dekati dan kutanyakan ‘pak, majalah sister bulan desember udah ada belum?’ majalah yang dari kemaren-kemaren aku cari karena ada fotoku di halaman 67nya.hehe. ‘oo…ada neng, yang ini kan. Tak berpikir panjang, langsung aku beli’

Pertualanganku hari ini sedikit gila dan seolah tak bermakna. Namun aku cukup puas melihat ruang-ruang baru di Jakarta yang sebenarnya masih terjaga ekologinya. Tak seperti yang aku lihat dipusat kota. Hatiku sedikit hidup dan kuharap besok akan benar-benar hidup dengan adanya latihan perkusi dan ragam yoga. Hari ini cukup sekian, di asrama sangat sepi dan aku tertidut di kamarku….


Indahnya dunia jika memandang dari sisi yang tak biasa…



*curhatan kekosongan diri,

2 komentar:

Nop mengatakan...

Perjalanan yang sangat bermakna. kadang kita tidak pernah menghiraukan hal-hal kecil disekitar kita padahal kalau kita mau sedikit saja memperhatikan, hal-hal itu bisa memberikan pelajaran hidup bagi kita. :)

EMA ERVITA mengatakan...

puput.. makasih komentarnnya,
aku sangat setuju dg statementmu,, :)
sukses selalu yaa

Posting Komentar

thx for visiting

best regards,
Ema Ervita