Sabtu, 08 Januari 2011

w a n i t a

W A N I T ARata Penuh
(menurut) Sylviana Muni
Mantan Wali Kota Jakarta Pusat
dalam seminar Orientasi Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi

_diredaksikan oleh kemayu_


Menjadi seorang wanita tidak boleh meninggalkan kodratnya sebagi seorang istri yang mematuhi dan taat kepada suami. peran wanita sebagai istri dan ibu harus diutamankan dari suatu apa pun karena itulah kewajiban utamanya. namun demikian, diskriminasi dan genderisasi tidak boleh diberlakukan disini. wanita juga manusia yang dinamis dan aktif yang membutuhkan percapaian-pencapaian lain dalam hidupnya. Wanita juga memiliki mimpi dan target personal yang menuntutnya untuk aktif dalam kegiatan diluar rumah tangganya. wanita juga berhak dan harus memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, memahami dan menguasai teknologi dan perkembangannya, berpendidikan setinggi-tingginya dan berpikiran positif serta terbuka.

wanitaku..mom!


Nah, permasalahan yang biasa terjadi disini adalah ketika wanita yang notabene sebagai istri juga aktif dikarir dan meninggalkan (mengabaikan) keluarga, disanalah konflik mulai muncul, dimana dibutuhkan peran suami yang pengertian terhadap istrinya. sepasang suami istri harus saling kerjasama, pengertian, memahami, percaya, komitmen, dan kejujuran. tidak diperkenankan mengunggulkan sikap ego dan 'gengsi' dalam menjalin hubungan rumah tangga.

pentingnya suami yang senantiasa mendukung istrinya, akan selalu mendorong istrinya untuk semakin taat terhadap suami dan kewajibannya sebagai seorang ibu. pasangan yang kompak akan membentuk sebuah keluarga yang harmonis dan sukses. Oiyaa.. kata kunci yang dilontarkan adalah Ibu Sylviana Muni tempo hari yang patut dipahami oleh wanita di Indonesia, adalah equal dan equity.

Sebagai seorang wanita, mereka harus equal. Seimbang, setara dengan para lelaki. jangan mau wanita itu direndahkan, dibatasi, dihambat kekreativitasannya hanya karena suami yang otoriter. Wanita juga sama seperti pria yang memiliki mimpi dan perlu aktif dalam mencapai kesuksesannya. Namun, wanita juga harus equity. Ada batas-batas kewajaran yang harus dipahami wanita karena bagaimanapun kodrat wanita harus taat kepada pria dan pria adalah pemimpinnya. wanita harus mengetahui batasan-batasan dalam menari dikarirnya karena dia adalah seorang ibu dan istri.

0 komentar:

Posting Komentar

thx for visiting

best regards,
Ema Ervita