Esai tiket masuk Audisi festival di Perancis,
berikut sekelumit ceritanya
Saya, menari dan Indonesia
Mungkin saya tidak bisa melakukan apa yang kebanyakan orang lain lakukan, namun satu yang bisa saya lakukan hingga saat ini adalah saya dapat membuat orang lain tersenyum dengan tarian saya. –oka, maestro tari bali-
Tidak jauh dari situ, satu tujuan hidup saya adalah membuat orang lain tersenyum, dan menari adalah salah satu langkah saya untuk mewujudkannya. Ini semua tentang saya, tarian, dan Indonesia. Tiga hal yang merupakan satu kesatuan yang takkan pernah bisa dipisahkan. Jika dibuat korelasi, pernyataan saya diatas dapat dituliskan demikian: Saya mencintai tarian. Tarian yang saya cintai merupakan tarian-tarian rakyat (tradisional) Indonesia. Dengan begitu saya merasa benar-benar memiliki kecintaan terhadap Indonesia, truly Indonesian. Dewasa ini saya menyadari bahwa tari adalah saya. Dengan menari, saya ‘hidup’. Saya dapat berekspresi, saya dapat mengontrol emosi, saya dapat mengisi jiwa saya.
Jika ada pertanyaan ‘mengapa saya mengikuti seleksi ini (Misi ke Perancis)?’, tentu saya akan menjawab singkat ‘karena saya ingin berpartisipasi dalam misi kebudayaan di Perancis mendatang’. Namun, latar belakang saya tak sesederhana itu rupanya. Beberapa hal yang mendorong saya mengikuti audisi ini, pertama adalah nasionalisme sebagai bangsa Indonesia. Terdengar naïf memang. Namun itulah faktanya. Mungkin dasar pemikiran saya adalah pengenalan, pembuktian, pengakuan bahwa saya adalah orang Indonesia dan inilah Indonesia, Negara yang kaya akan budaya. Berawal dari pengalaman misi kebudayaan di Polandia tahun sebelumnya, padatnya kegiatan disana menyadarkan saya bahwa saya adalah Indonesia, dan saya telah benar-benar menjadi Indonesia (Truly Indonesian) dengan mengenal dan memperkenalkan budaya tanah air. Apa artinya menjadi Indonesia jika tak mengenal dan memperkenalkan budayanya sendiri. (;p)
Tidak lepas dari ‘saya adalah Indonesia’, hal lain yang membuat saya sangat bersemangat mengikuti audisi ini adalah misi hidup saya yang akan selalu membuka lembaran-lembaran baru, ke seluruh penjuru dunia. Saya masih ingat perkataan Pak Wija, Deputi Rektor sekaligus dosen di Universitas Paramadina yang memotivasi saya untuk membuka pikiran saya dalam memahami dunia. Dan kesempatan itu terbuka lebar disini.
Selain itu adalah karena misi kebudayaan ini akan diadakan di Perancis. Sepemahaman saya mengenai Perancis, merupakan Negara yang memiliki standar tinggi untuk memasukkan sebuah nama ke dalam daftar peserta festival, khususnya dalam hal ini adalah festival kesenian rakyat. Sejarahnya, hanya tim-tim kebudayaan yang telah memiliki jam terbang yang tidak sedikitlah yang dapat mengikuti festival kebudayaan disana. Dan jika T-ta Paramadina menjadi salah satu tim yang namanya telah terdaftar disana, hal itu akan memunculkan sejarah baru bagi Paramadina, T-ta dan individualnya sendiri tentunya. Dan saya tidak akan melewatkan kesempatan itu, kesempatan menjadi bagian dari sejarah itu.
Sekelumit latar belakang saya diatas setidaknya sedikit mengungkapkan alasan-alasan mengapa saya mengikuti seleksi ini. Harapan saya untuk lolos dalam audisi ini sangatlah besar. Namun, usaha optimalisasi saya dalam setiap tarian yang saya bawakan itu jauh lebih besar. Yang terpenting adalah menari dan terus menari. Do the best and always differently.
yaaahh mesti tadi ada pengeditan saat menulis ulang di kertas HVSnya, namun overall ya kaya ginilah.. ehehehe
berikut sekelumit ceritanya
Saya, menari dan Indonesia
Mungkin saya tidak bisa melakukan apa yang kebanyakan orang lain lakukan, namun satu yang bisa saya lakukan hingga saat ini adalah saya dapat membuat orang lain tersenyum dengan tarian saya. –oka, maestro tari bali-
Tidak jauh dari situ, satu tujuan hidup saya adalah membuat orang lain tersenyum, dan menari adalah salah satu langkah saya untuk mewujudkannya. Ini semua tentang saya, tarian, dan Indonesia. Tiga hal yang merupakan satu kesatuan yang takkan pernah bisa dipisahkan. Jika dibuat korelasi, pernyataan saya diatas dapat dituliskan demikian: Saya mencintai tarian. Tarian yang saya cintai merupakan tarian-tarian rakyat (tradisional) Indonesia. Dengan begitu saya merasa benar-benar memiliki kecintaan terhadap Indonesia, truly Indonesian. Dewasa ini saya menyadari bahwa tari adalah saya. Dengan menari, saya ‘hidup’. Saya dapat berekspresi, saya dapat mengontrol emosi, saya dapat mengisi jiwa saya.
Jika ada pertanyaan ‘mengapa saya mengikuti seleksi ini (Misi ke Perancis)?’, tentu saya akan menjawab singkat ‘karena saya ingin berpartisipasi dalam misi kebudayaan di Perancis mendatang’. Namun, latar belakang saya tak sesederhana itu rupanya. Beberapa hal yang mendorong saya mengikuti audisi ini, pertama adalah nasionalisme sebagai bangsa Indonesia. Terdengar naïf memang. Namun itulah faktanya. Mungkin dasar pemikiran saya adalah pengenalan, pembuktian, pengakuan bahwa saya adalah orang Indonesia dan inilah Indonesia, Negara yang kaya akan budaya. Berawal dari pengalaman misi kebudayaan di Polandia tahun sebelumnya, padatnya kegiatan disana menyadarkan saya bahwa saya adalah Indonesia, dan saya telah benar-benar menjadi Indonesia (Truly Indonesian) dengan mengenal dan memperkenalkan budaya tanah air. Apa artinya menjadi Indonesia jika tak mengenal dan memperkenalkan budayanya sendiri. (;p)
Tidak lepas dari ‘saya adalah Indonesia’, hal lain yang membuat saya sangat bersemangat mengikuti audisi ini adalah misi hidup saya yang akan selalu membuka lembaran-lembaran baru, ke seluruh penjuru dunia. Saya masih ingat perkataan Pak Wija, Deputi Rektor sekaligus dosen di Universitas Paramadina yang memotivasi saya untuk membuka pikiran saya dalam memahami dunia. Dan kesempatan itu terbuka lebar disini.
Selain itu adalah karena misi kebudayaan ini akan diadakan di Perancis. Sepemahaman saya mengenai Perancis, merupakan Negara yang memiliki standar tinggi untuk memasukkan sebuah nama ke dalam daftar peserta festival, khususnya dalam hal ini adalah festival kesenian rakyat. Sejarahnya, hanya tim-tim kebudayaan yang telah memiliki jam terbang yang tidak sedikitlah yang dapat mengikuti festival kebudayaan disana. Dan jika T-ta Paramadina menjadi salah satu tim yang namanya telah terdaftar disana, hal itu akan memunculkan sejarah baru bagi Paramadina, T-ta dan individualnya sendiri tentunya. Dan saya tidak akan melewatkan kesempatan itu, kesempatan menjadi bagian dari sejarah itu.
Sekelumit latar belakang saya diatas setidaknya sedikit mengungkapkan alasan-alasan mengapa saya mengikuti seleksi ini. Harapan saya untuk lolos dalam audisi ini sangatlah besar. Namun, usaha optimalisasi saya dalam setiap tarian yang saya bawakan itu jauh lebih besar. Yang terpenting adalah menari dan terus menari. Do the best and always differently.
yaaahh mesti tadi ada pengeditan saat menulis ulang di kertas HVSnya, namun overall ya kaya ginilah.. ehehehe
0 komentar:
Posting Komentar
thx for visiting
best regards,
Ema Ervita