Menari Bukan soal teknik, kelincahan, dan egoisme
Ya! akir-akir ini aku telah disibukan dengan kegiatanku di T-ta (UKM tari tradisional di univ.paramadina, Jakarta). Setelah tahun lalu t-ta disibukan dengan padatnya aktivitas untuk persiapan misi ke Polandia, tahun ini T-ta akan melaksanakan misi budaya ke Perancis.
Dimulai dari proses audisi yang cukup rumit dengan esai dan test kompetensinya (ini video audisinya: video 1 dan video 2), proses awal menuju perancis telah dirampungkan dengan baik.
latihan demi latihan dimulai sejak Maret 2011 untuk persiapan keberangkatan festival tgl 26 Juli hingga 17 Agustus 2011, bukan waktu yang lama namun juga tak begitu singkat pada ukurannya.
Waktu terus berjalan, dan bohong jika suatu tim maupun organisasi tak memiliki hambatan dalam perjalanannya. Semangat, kesibukan, fokus, prioritas, kesehatan, ego, kedisiplinan, komitmen, berbagai macam konflik internal tim tak terelakan. Kesatuan sinergi yang dibutuhkan untuk keberangkatan suatu tim dalam misi budaya belum terbentuk dalam t-ta goes to france tahun ini. Aku pun sangat merasakannya. Semangat untuk latihan hanya sekedar memenuhi tanggung jawab dan komitmen, bukan karena aku berangkat untuk belajar tari dan akan melaksakan misi ke luar negri. Hemhh... perasaan yang seperti ini yang memberikan tekanan mendalam dalam proses misi tahun ini, terlebih lagi egoku sendiri yang ingin menampilkan sosok diriku sebagai seorang penari yang lebih profesional. Disini untuk pertama kalinya aku merasa tertekan ketika menari.
Berawal ketika aku mendapatkan tanggung jawab untuk menarikan tari bali dan piring dalam festival perancis. Hal yang sangat baru dan bertentangan dengan karakterku yang centil dan kemayu layaknya pada tarian betawi dan melayu. Akan tetapi aku tetap berpikir positif untuk menerima hal-hal baru karena dalam masa dan waktuku, hal itu memang dirasa sangat dibutuhkan untuk mencapai kapasitas seorang penari yang lebih baik lagi.
1 bulan 2 bulan aku berlatih, aku mengalamai sesuatu yang menekan alam bawah sadarku. terkadang aku sangat sensitif dan moody saat menari. aku merasa kehilangan kendali dan rasaku dalam menari. itu sesuatu terburuk yang pernah kualami selama 2 tahun belajar menari, kehilangan rasa dan passion. hingga suatu ketika terbangunlah sebuah forum 'curcol' t-ta pada 17 Jun dari 19.00- 18 Jun pukul 01.00. Saat itulah semua permasalahan non teknis terpecahkan, termasuk 1 anggota t-ta goes to france resmi dikeluarkan dari misi. dilain sisi, aku sadar akan kekosonganku dalam menari selama proses ini, ketika dila berbicara,"ntah karena aku pribadi sudah pernah tau bagaimana tarian yang bagus dan tekniknya seperti apa, aku jagu terlalu fokus ke arah sana tanpa menghiraukan kesatuan dalam menari dan terutama feel tarian itu sendiri."
Maaf aku telah egois. iya! benar kata dila, aku yang mungkin sekarang ini lebih banyak tau bagaimana tarian yang bagus dan rasa ambisiusku yang terlalu menggebu-gebu untuk mencapai arah profesional, namun hal itu malah menghancurkan diriku sendiri. aku terlalu fokus pada teknik sehingga lupa akan rasa ketika menari. aku terlalu egois dalam menari karena aku ingin diriku terlihat baik tanpa memerhatikan orang lain. aku tidak membangun sinergi terhadap tim tari itu sehingga kita berdiri sendiri-sendiri. itu yang membuat selama ini aku selalu berat melangkahkan kakiku dan menata semangatku ketika aku hendak pergi ke latihan rutin t-ta goes to france.
hummhh...aku banyak belajar dari sini kawan,
tp be continue...
0 komentar:
Posting Komentar
thx for visiting
best regards,
Ema Ervita